Monday, April 23, 2007

SEKOLAHKU MAN 1 SURAKARTA




PARADIGMA FILOSOFIS
MAN 1 SURAKARTA
Oleh : S. Agus Santosa, M.Pd









Sivitas akademika MAN 1 Surakarta adalah komunitas muslim. Quran dan Sunnah adalah sumber ilmu tertinggi yang diyakini para muslim mengendalikan dan memberi spirit pada setiap langkah dan aktivitas kehidupan. Secara individu setiap komponen sivitas akademik mengembangkan ghiroh dalam menggali lebih subtil hikmah-hikmah dasar dan besar Quran dan Sunnah bagi kehidupan melalui metode-metode dan pendekatan tafsir, lughah, fiqh, kalam, hadits, falsafah, tasawuf, dan tarikh.
Secara individu, setiap anggota sivitas akademika adalah pribadi yang didalam brain mind –nya terpola metode-metode keilmuwan dan pemahaman mendalam dari disiplin ilmu yang dipelajarinya di perguruan tinggi atau berasal dari pengalaman hidup (life experience) yang diperolehnya. Disiplin tersebut mungkin berwarna eksakta seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan ilmu-ilmu derivasi di bawahnya seperti teknologi. Mungkin juga bernuansa sosial budaya seperti sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, antropologi, bahasa, fenomenologi, hermenetika, dan etika.
Sinergi dan keseimbangan antara dua entitas tersebut, yakni keyakinan-keyakinan spiritual (belief) dan pengetahuan-pengetahuan material (kognitif) menjadi move utama untuk berani mendeklarasikan disiplin baru : Matematika islami (bukankah Aljabar dari Islam?), Kimia Islami (bukankah kitab Al Kimiyya adalah karya Jabbir Ibn Hayyan?), dan seterusnya seperti ekonomi islami, teknologi islami, dan sebagainya untuk bisa berpartisipasi aktif dalam menjawab isu-isu global tentang humaniora, hak asasi manusia, politik, jender, lingkungan hidup, dan hukum internasional.
Sadar akan eksistensi tiga entitas yang secara parsial berada dan diyakini oleh setiap sivitas akademika MAN 1 Surakarta, yakni : nash, falsafah dan ilmu; maka paradigma kehidupan akademik MAN 1 Surakarta adalah interkoneksi atas ketiganya. Seperti digambarkan dalam ilustrasi di bawah ini, dimana hadarah al nash, hadarah al falsafah (etika dan estetika) dan hadarah al ilmu (ilmu-ilmu kealaman dan kemasyarakatan) hubungannya saling memengaruhi dan interseksi dari ketiganya adalah sebuah proses panjang yang akan terus berkembang menurut sejarah dan mengkristal menjadi sebuah karakter azali setiap individu di MAN 1 Surakarta. Karakter tersebut akan terus berkembang dan memperbaiki diri sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi dengan core value yang utuh yakni nash, falsafah dan ilmu.


Sisi aksiologi dari falsafah tersebut manifest ke dalam rumusan visi, misi dan aksi sebagai berikut :
V I S I : “TERBENTUKNYA GENERASI YANG ISLAMI DAN BERPRESTASI”

M I S I :
1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan Agama Islam
2. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
3. Mengembangkan potensi akademik siswa secara optimal sesuai dengan bakat dan minatnya melalui proses pendidikan.
4. Melaksanakan bimbingan secara efektif pada siswa untuk melanjutkan pendidikan
5. Meningkatkan daya saing dan kemampuan siswa ke perguruan tinggi
6. Meningkatkan penguasaan keterampilan dan life skill

A K S I :
Terjabar dalam pelaksanaan program-program kegiatan sehari-hari :
1. Program Reguler
Mengembangkan konsep pendidikan yang humanistik, mewadahi setiap komponen stratifikasi sosial yang ada di masyarakat (dari golongan status ekonomi dan sosial yang rendah, sedang dan tinggi; dari golongan keagamaan yang santri, abangan serta priyayi) dan mengedepankan pendekatan unity in diversity.



2. Program Khusus Keagamaan
Menjadi wahana pengembangan mental dan kompetensi keagamaan secara mendalam. Guna menyiapkan generasi-generasi robbani yang siap menyiarkan dakwah Islam di masyarakat, dengan pendekatan wacana ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Link dengan perguruan tinggi Islam dalam negeri serta pondok-pondok pesantren dibangun untuk memperkokoh jejaring dakwah lokal. Komunikasi dengan perguruan tinggi Islam luar negeri (Timur Tengah, dan negara-negara Barat) diciptakan untuk memuluskan jalur dakwah global.

3. Program Keterampilan
Alternatif vokasional bagi peserta didik yang memiliki keterbatasan daya dukung ekonomi melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Mengembangkan mental enterpreunership pada peserta didik untuk siap mandiri dan menciptakan lapangan kerja sendiri dengan didasarkan nilai-nilai ekonomi islami.

4. Program Boarding School
Wadah bagi para peserta didik yang mandiri mempelajari ilmu pengetahuan. Menafsirkan ayat-ayat kauniyah dengan metode-metode yang ilmiah dan pendekatan islamiyah. Menyiapkan generasi-generasi muslim yang cerdas, yang siap mengembangkan kemampuannya di perguruan-perguruan tinggi favorit dengan jurusan yang prospektif, yang kelak bisa diharapkan menjadi ilmuwan muslim yang temuan-temuannya bermanfaat bagi kemaslahatan kehidupan umat manusia (menjadi agen rahmatan lil ‘alamin)

Wallahu a’lam bish shawab

April 2007